Israel akhirnya sepakat dengan persyaratan dari Turki untuk membuka blokade Gaza yang sebelumnya dinilai cukup berat untuk dilaksankan, bahkan Netanyahu sempat berang dan berkata tidak mungki Israel membuka pintu masuk ke Gaza.
Lalu mengapa sekarang Israel akhirnya ‘menyerah’ ?
Bagi Israel, tawaran dari Turki adalah sebuah tawaran menggiurkan yang sangat sulit untuk ditolak. Kondisi ekonomi Israel semakin memburuk, dan beban itu tidak akan cukup dengan hanya ditopang oleh Amerika Serikat. Israel mendapat lebih dari US$3 miliar per tahun dari Amerika dan meminta $5 miliar per tahun mulai 2017, menurut kantor berita Reuters. Mengingat kondisi ekonomi dalam negeri AS sendiri yang tidak menentu, hal ini memicu gelombang protes dari warga Amerika Serikat. Warga AS mendesak pemerintah AS untuk berhenti menggunakan pajak mereka untuk mendukung “Israel”.
Sektor Pariwisata Israel Merugi
Dari sisi pendapatan di sektor pariwisata, jumlah wisatawan yang mengunjungi ‘Israel’ merosot sekitar 9,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pariwisata ‘Israel’ masih merugi akibat kejahatan agresi Zionis yang terakhir ke Jalur Gaza pertengahan tahun 2014. Demikian dirangkum dari sumber pemberitaan ‘Israel’ sendiri.
Akhir Mei 2015, sebuah media Zionis juga memberitakan bahwa kondisi perekonomian ‘Israel’ kian terpuruk pasca serangannya yang terakhir ke Jalur Gaza musim panas tahun 2014. Kerugian besar di antaranya tampak pada sektor pariwisata yang mencapai jutaan dolar.
Berbagai pihak yang berharap perekonomian Zionis akan pulih dalam tempo dua atau tiga bulan setelah kejahatan agresif itu, terpaksa gigit jari. Krisis ekonomi Zionis kini malah semakin buruk.
Boycott, Divestment and Sanctions (BDS)
Selain itu aksi boikot Internasional, Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) juga sangat melukai perekonomian Israel.
Dilansir BBC, Senin (31/03/2014), anggota parlemen Uni Eropa mengatakan setiap hubungan ekonomi dengan perusahaan-perusahaan Israel yang terlibat dalam pembangunan pemukiman akan memberikan kontribusi atas pelanggaran Tel Aviv terhadap hukum internasional dan pelanggaran hak asasi manusia.
Uni Eropa juga memblokir semua hibah dan pendanaan kepada entitas Israel di pemukiman ilegal.
Aksi boikot ini didukung dengan dibuatnya aplikasi ponsel yang memuat produk-produk milik Israel, ada 49 produk, di antaranya adalah SodaStream, Nestle dan Marks & Spencer.
Aplikasi yang telah diunggah 400 ribu orang ini dapat memberitahukan daftar barang apa yang merupakan produk Israel melalui identifikasi kode bar.
Perusahaan investasi Soros, Soros Fund Management, dilaporkan menarik saham mereka di SodaStream International Ltd, perusahaan yang punya pabrik utama di Tepi Barat, seperti dikutip dari The National.
Belum diketahui dampak ekonomi dalam boikot terbaru ini, namun BDS mengeluarkan laporan bahwa aksi ini telah merugikan Israel hingga US$30 juta atau lebih dari Rp355 miliar.
Israel mencari pangsa pasar di tengah boikot internasional
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan hari Senin bahwa kesepakatan bangsa nya dengan Turki untuk menormalkan hubungan akan memiliki implikasi “besar” bagi perekonomian Israel, enam tahun setelah serangan mematikan pada armada bantuan yang memutuskan hubungan kedua pihak.
Netanyahu, yang berbicara setelah bertemu Sekretaris AS Negeri John Kerry di Roma, mengatakan perjanjian itu akan memiliki implikasi besar bagi perekonomian Israel, dengan negaranya mencari mitra ekspor gas alam.
“Saya pikir itu merupakan langkah penting di sini untuk menormalkan hubungan,” kata Netanyahu kepada wartawan.
Dia menggambarkan kesepakatan itu memiliki “implikasi besar bagi perekonomian Israel.”
Kerry menyambut kesepakatan itu, mengatakan, “Kami jelas senang dalam pemerintahan. Ini adalah langkah yang kami harapkan terjadi. ”
Netanyahu dan Kerry bertemu untuk kedua kalinya dalam beberapa hari, diplomat AS menyambut perjanjian dan mengucapkan selamat kepada Netanyahu. Dia mengatakan AS telah bekerja pada pemulihan hubungan selama beberapa tahun, dan menyebutnya sebagai “langkah positif.”
MEU – dari berbagai sumber
Sumber: Middle East Update