Banyak kabar yang beredar bahwa seorang perempuan sebaiknya tidak memelihara kucing karena dapat menyebabkan kemandulan. Bulunya dikatakan sebagai penyebab utama kemandulan. Benarkah? Sebenarnya, kabar bahwa kucing dapat menyebabkan kemandulan dapat dikatakan benar. Namun, bukan bulunya yang menyebabkan hal tersebut. Lalu, bagian lain apa dari kucing yang dapat menyebabkan kemandulan?
Sebenarnya, yang dapat menyebabkan kemandulan adalah parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut toxoplasmosis. Toxoplasma merupakan penyakit yang menyerang hewan dan manusia, laki-laki maupun perempuan.Pada hewan, toxoplasma ini dapat menyerang hewan-hewan berdarah panas, seperti: kucing, anjing, ayam, burung, sapi, kuda, tikus, domba, babi, harimau, dan lain-lain.
Lalu, mengapa kucing saja yang selama ini dijadikan sebagai "kambing hitam"?
Hal ini dikarenakan di dalam tubuh kucing, toxoplasma dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu seksual (mikro dan makro gamet) dan aseksual (membelah diri). Sementara itu, pada hewan selain kucing, toxoplasma hanya dapat berkembang biak dengan cara aseksual. Pada manusia yang terkena penyakit toxoplasmosis, mayoritas tidak mengalami gejala klinis yang dominan. Gejala bisa timbul pada infeksi akut, yaitu berupa pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher atau ketiak. Namun lama-kelamaan, toxoplasma dapat menyebabkan kemandulan. Pada pria, kemandulan disebabkan karena toxoplasma dapat menginfeksi saluran sperma dan menyebabkan peradangan. Peradangan pada saluran sperma ini dapat menyebabkan penyempitan atau penutupan saluran sperma. Akibatnya, pria tersebut tidak dapat mengeluarkan sperma dan membuahi sel telur.Pada perempuan, efek yang ditimbulkan pun hampir sama. Infeksi toxoplasma dapat mengebabkan peradangan dan penyempitan saluran telur. Akibatnya, ovarium tidak dapat sampai ke rahim dan tidak dibuahi oleh sperma. Selain itu, toxoplasma dapat berpengaruh terhadap janin. Kista toxoplasma dapat masuk hingga otak janin dan menyebabkan cacat serta berbagai gangguan saraf. Selain itu, kepala janin dapat terisi oleh cairan sehingga kepalanya menjadi besar (hidrosefalus).
Bagaimana Cara Toxoplasma dapat Menular kepada Manusia?
Toxoplasma dalam tubuh kucing dapat menyebarkan ookista selama kira-kira 10 hari. Penyebaran ini biasa terjadi pada kucing muda yang kekebalan tubuhnya kurang baik. Manusia atau hewan berdarah panas lainnya dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma dan ‘menetas’ seta berkembang dalam tubuh hewan atau manusia.
Kista tersebut tinggal dalam otot manusia dan hewan, sehingga penularannya dapat juga terjadi melalui makanan, yaitu apabila manusia atau hewan memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista juga dapat hidup di tanah selama waktu tertentu, sehingga dapat menular kepada manusia atau hewan lain melalui kontak dengan kista tersebut.
Jadi, Apa Benar Toxoplasma Menular Melalui Bulu Kucing?
"Salah BESAR ".
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa toxoplasma menular melalui kista yang masuk ke dalam tubuh dengan dua cara, yaitu menelan atau kontak dengan kista. Pada kucing, kista dapat keluar melaui feces atau kotoran kucing. Jadi tidak benar bahwa bulu kucing dapat menyebabkan mandul. Pun demikian dengan liur kucing. Bulu dan liur kucing dapat menyebabkan kemandulan hanya bila pada bulu dan liur tersebut terdapat kista toxoplasma. Jadi dalam hal ini, yang penting untuk diperhatikan adalah jangan berkontak dengan feces kucing.
Cegah Toxoplasma Sebelum Dia Menyerang Anda Dan Bayi Anda!
Anda merencanakan hamil atau sedang hamil? Lebih baik Anda waspada terhadap parasit yang satu ini. Parasit ini bernama Toxoplasma gondii dan menimbulkan penyakit yang diberi nama Toxoplasmosis. Sebenarnya penyakit ini dapat menyerang siapa saja baik pria maupun wanita termasuk wanita hamil ataupun tidak.Parasit ini biasanya menggunakan hewan kucing sebagai inang utamanya (hospes definitif) di samping hewan-hewan lain yang mungkin juga terinfeksi seperti burung dan ikan. Secara geografis, umumnya infeksi terjadi pada daerah beriklim hangat dan jarang jarang pada beriklim dingin atau pegunungan. Selain itu kebiasaan makan daging setengah matang juga meningkatkan angka terjadinya infeksi ini.
Kontaminasi ParasitToxoplasma dapat masuk ke dalam tubuh Anda dalam berbagai cara. Pertama, secara tidak sengaja menelan tinja kucing yang di dalamnya terdapat telur toxoplasma. Cara ini banyak tidak Anda sadari, misalnya menyetuh mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi seperti sehabis berkebun, membersihkan tempat makan kucing atau barang-barang lain yang sudah terkontaminasi.
Kedua, parasit ini juga dapat masuk jika Anda mengkonsumsi daging hewan yang terlah terkontaminasi dan tidak dimasak secara matang. Bentuk kista dari parasit ini dapat masuk bersama daging hewan tadi. Ketiga, cara masuk yang lain mungkin lewat air yang telah terkontaminasi. Dan yang jarang, jika Anda menerima transpantasi organ atau transfusi darah dari donor yang telah terkontaminasi.
Umumnya Tidak Menimbulkan Gejala Bentuk penyakit yang ditimbulkan akan berbeda jika Anda dalam keadaan sehat dengan hamil atau jika Anda menderita kekurangan sistem daya tahan tubuh (imunitas). Jika dalam keadaan sehat, umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apa-apa atau menyerupai sakit influenza biasanya disertai pembesaran kelenjar getah bening regional yang nyeri. Gejala yang berat mungkin terjadi seperti kerusakan otak dan mata yang terutama terjadi pada penderita kekurangan daya tahan tubuh seperti HIV/AIDS.
Pada Bayi yang DikandungYang penting adalah jika parasit ini menyerang ibu yang hamil. Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, ditemukan lebih dari 80% positif terhadap toxoplasma pada placenta bayi yang mengalami keguguran. Hasil yang cukup menunjukan hubungan antara infeksi toxoplasma dan keguguran .
Janin yang terserang toxoplasma kemungkinan akan mengalami keguguran, janin mati, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur, hidrosefalus, mikro-oftalmia (ukuran mata yang kecil), choriorenitis (radang pada retina mata), kebutaan, tuli, lesi otak, serta kerusakan organ yang luas. Berat ringannya gejala tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi. Jika terjadi pada trisemester pertama, kemungkinannya 15-20% , pada trisemester kedua kemungkinannya 25-30%, sedangkan pada trisemester ketiga kemungkinannya 60% bayi akan ikut terinfeksi bersamaan dengan ibunya.
Namun demikian semakin muda usia kehamilan, semakin berat gejala yang akan dialami janin karena pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ yang dilanjutkan dengan pematangan organ sampai bayi tersebut lahir. Tetapi 90% dari bayi yang terinfeksi tidak menimbulkan gejala apa-apa (asimptomatik) pada saat bayi itu dilahirkan. Gejala baru timbul beberapa bulan bahkan tahun setelah bayi dilahirkan.
Siapa yang Beresiko ?
Jika Anda sebelum mengandung sudah pernah terkena penyakit ini, tubuh Anda akan membentuk yang namanya antibodi. Antibodi ini akan melindungi Anda dan bayi Anda dari serangan toxoplasma yang berikutnya sekalipun pada saat hamil.
Namun demikian, hal ini hanya akan menurunkan faktor resiko Anda untuk terjangkit kembali bukan melindungi Anda 100%. Maka dari itu, tetaplah Anda harus waspada terhadap parasit ini. Anda diperbolehkan untuk hamil kembali, jika infeksi tersebut sembuh minimal 6 bulan sebelum Anda merencanakan untuk hamil kembali.
Jadi, salah satu yang beresiko terkena toxoplasma berat yang mengganggu janin adalah ibu-ibu hamil yang baru pertama kali terjangkit toxoplasma. Di dalam tubuh ibu ini belum terdapat antibodi. Selain itu, orang-orang dengan sistem imunitas yang rendah seperti pada penderita AIDS, penerima kemoterapi, penerima transplantasi organ sangat beresiko untuk menderita toxoplasma berat.
Apakah saya terinfeksi?
Jika Anda baru akan hamil, ahli kesehatan Anda dapat menyarankan Anda untuk melakukan tes pre-marital (uji sebelum menikah) yang salah satunya adalah uji TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes). Dalam hal toxoplasma yang diperiksa adalah kadar (titer) antibodi tubuh Anda terhadap Toxoplasma. Jika terbukti di dalam tubuh Anda terdapat titer antibodi yang memadai, seperti yang telah disebut di atas, akan menurunkan faktor resiko terkena toxoplasma berat.
Jika Anda sudah hamil, tes titer antibodi ini pun dapat dilakukan. Dengan tes ini dapat diperkirakan waktu Anda terinfeksi, apakah Anda sudah terkena sejak sebelum masa kehamilan atau baru terjadi pada saat kehamilan. Selain itu uji mikroskopis juga dapat dilakukan untuk menemukan parasit tersebut dalam darah. Jika memungkinkan uji DNA toxoplasma pun dapat menjadi pilihan.
Tes ini berguna karena jika hasilnya mencurigakan, ahli kesehatan Anda dapat melaksanakan pemeriksaan lanjutan yang menunjang seperti USG, amniocentesis (pengambilan contoh air ketuban) sehingga tindakan serta medikasi yang diberikan dapat sesuai. Tentunya hal ini akan mencegah hal-hal yang lebih buruk akan terjadi.
CegahlahApa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah masuknya parasit ini dalam tubuh Anda, berikut uraiannya:
- Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci.
- Hindari mengosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
- Cuci alas memotong, piring, serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah kontak dengan daging mentah.
- Jangan sentuh mulut, hidung atau mata Anda ketika berkebun atau memasak daging mentah/sayuran yang masih kotor.
- Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
- Sedapat mungkin kendalikan serangga-serangga yang dapat menyebarkan kotoran kucing seperti, lalat dan kecoa.
- Jika Anda memiliki hewan peliharaan kucing, jangan biarkan Anda berkeliaran di luar rumah yang memperbesar kemungkinan kontak dengan toxoplasma.
- Mintalah anggota keluarga lain untuk membantu Anda membersihkan kucing Anda termasuk memandikannya, mencuci kandang, tempat makannya.
- Beri makan kucing Anda dengan makananan yang sudah dimasak dengan baik.
- Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan kucing Anda.
- Gunakan sarung tangan plastik ketika Anda harus membersihkan kotoran kucing, sebaiknya dihindari.
- Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing.
- Gunakan sarung tangan plastik jika Anda berkebun terutama jika terdapat luka pada tangan Anda.
Sekitar 50% penularan infeksi toksoplasma terjadi karena memakan daging yang kurang matang. Toksoplasma dapat bertahan hidup bila daging dipanaskan kurang dari 66 derajat celcius (Pada waktu Anda memasak sate, misalnya, pastikan bahwa daging bagian dalamnya juga sudah matang).
Kontak dengan kucing dan kotorannya.
Kucing adalah satu-satunya hewan yang dapat menularkan toksoplasma lewat kotoran. Ketika kucing memakan daging mentah mangsanya atau terkena kotoran kucing lainnya yang sudah terinfeksi, kuman toksoplasma akan masuk melalui mulut atau lidahnya sewaktu membersihkan diri. Setelah berkembang biak di dalam tubuh kucing tersebut, kuman toksoplasma akan mengeluarkan benih (oosit) melalui kotoran. Dalam satu kali buang kotoran, kucing yang terinfeksi dapat mengeluarkan jutaan benih toksoplasma yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Benih tersebut akan menjadi dewasa setelah 24 jam dan terus bertahan hidup di tanah, pasir atau kotoran hingga 18 bulan. Ketika Anda mengelus-elus kucing atau berkebun di taman dan kemudian lupa menyeka muka dengan tangan Anda, kuman toksoplasma dapat memasuki tubuh Anda melalui mulut, hidung dan mata Anda.
Sumber penularan lainnya adalah sayuran/buah yang dicuci kurang bersih, air dan susu segaryang terkontaminasi.
Cara Mencegah Toksoplasmosis lagi
- Ambil vaksinasi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum kehamilan. Bagi Anda yang baru menikah, jangan sampai terlewatkan program vaksinasi tersebut.
- Masak daging dengan matang. Gunakan ukuran termometer bila memanggang dalam oven hingga mencapai derajat celcius. Bila tidak menggunakan ukuran suhu, yakinkan bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih berwarna kemerahan).
- Hindari minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah matang.
- Cuci bersih/kupas buah-buahandan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.
- Cuci kembali peralatan masak, piring, pisau dan tangan Anda dengan sabun setelah dipakai mengolah daging mentah.
- Hindari air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber yang jelas aspek kebersihannya, jangan sembarangan.
- Jangan memelihara atau mendekati kucing ketika Anda sedang hamil. Bila Anda tetap memutuskan untuk memelihara kucing:
- Biasakan agar binatang tersebut buang kotoran di tempat yang disediakan dan segera buang kotorannya ke tempat yang aman. Benih toksoplasma (oosit) tidak berbahaya sebelum 24 jam, jadi sebaiknya jangan ditunda-tunda. Gunakan sarung tangan yang langsung dibuang dan cuci bersih tangan Anda setelah melakukannya.
- Beri makanan yang masak atau catfood, jangan biarkan kucing berkeliaran di luar dan mencari makan sendiri.
- Jauhkan kucing dari dapur dan meja makan
- Selalu cuci tangan setelah memegang kucing Anda
NAMUN DEMIKIAN TIDAK SEMUA KUCING BERPOTENSI MENULARKAN "TOXOPLASMA", TAPI HANYA KUCING ATAU HEWAN LAIN YANG MENDERITA TOXOPLASMA YANG MENJADI SUMBER PENYAKIT.
BERGAUL, MEMELIHARA DAN MEMILIKI KUCING YANG SEHAT TIDAK AKAN MENYEBABKAN SAKIT, CEGAHLAH PENYAKIT INI DENGAN DINI SEHINGGA BAYI ANDA DAPAT LAHIR DENGAN SELAMAT.